Mengapa Dalam Sejarah, Inggris Menguasai Lautan

Mungkin sudah banyak dari kita yang mengenal istilah Inggris Berkuasa Atas Lautan. Istilah ini menggambarkan kepada kita, bagaimana mungkin sebuah Inggris, sebuah negara kepulauan yang terpisah dari daratan Eropa dapat menjadi negara dengan wilayah yang terluas sepanjang sejarah umat manusia. Sampai sekarang kita masih dapat merasakan peninggalan dari masa ketika Inggris menjadi negara adidaya.

Kita dapat melihat bagaimana Inggris dapat menjadi bahasa internasional, bagaimana kebiasaan mengkonsumsi teh dan kopi bisa tersebar, bagaimana sistem pendidikan Inggris menjadi label yang menjual bagi sekolah-sekolah. Beberapa contoh tersebut mungkin berdapak baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan kita saat ini. Namun yang pasti hal itu sangat berdampak bagi kondisi geopolitik di dunia.

Keberhasilan Inggris dalam mengalahkan Spanish Armada selama 7 tahun, dan kemenangannya dalam perang Napoleon. Itu membuat Inggris dan Royal Navy bukan hanya tidak tertandingi di lautan, namun juga mampu memperluas kekaisarannya. Tidak mengherankan jika Inggri menyandang gelar sebagai suatu negara dimana matahari tidak pernah terbenam. Sekalipun pernah kehilangan 13 koloninya yang dikemudian hari menjadi Amerika Serikat, Inggris mampu mempertahankan kekuasaannya di wilayah lain, khususnya India.

Berbekal kepemilikannya atas India dan akses dagang ke Tiongkok, kekaisaran Inggris seakan memonopoli perdagangan dunia. Dalam berbagai peperangan siapapun yang berani melawan Inggris harus siap kehilangan akses dalam perdagangan dunia. Hal ini membuat negara-negara yang menjadi lawan Inggris berpikir 2 3 kali sebelum menyatakan perang. Dengan kata lain, Inggris mampu mencekek musuhnya tanpa harus berperang terlebih dahulu. Sebuah taktik yang mungkin terkesan licik namun efektif untuk dipergunakan.

Sun Tzu pernah berkata, menang tanpa berperang adalah kemenangan yang paling hebat. Ini dapat dianalogikan dengan kisah seperti kota berbenteng yang dikepung musuhnya. Kota tersebut tentu memiliki benteng sebagai sarana perlindungannya, namun bagaimana dengan tentara dan penduduknya. Mereka yang yang masih bernafas dan memiliki perut, tentu membutuhkan makanan dan minuman untuk menunjang kelangsungan hidupnya.

Hal ini dimanfaatkan oleh pasukan penyerang dengan taktik mengepung tanpa menyerang. Dengan hanya mengepun, pihak yang menyerang sudah berhasil memutuskan akses pangan dan air bersih dari kota tersebut. Setelah itu tinggal menunggu waktu saja sebelum kota tersebut kehabisan cadangan makanannya dan menyerah pada pasukan yang mengepungnya.

Berdasarkan hal tersebut dapat dibayangkan betapa licik dan pintarnya taktik yang dikembangkan oleh kekaisaran Inggris. Dalam sejarah kita mungkin mengenal negara yang bernama Prusia, negara ini beberapa kali menjadi sekutu yang sangat penting bagi Inggris. Baik pada perang 7 tahun maupun perang Napoleon, dimana tentara gabungannya berhasil mengalahkan pasukan Napoleon di Waterloo.

Peperangan Inggris Melawan Prusia atau Jerman

Sekalipun demikian, memasuki abad ke 20 dunia yang mereka kenal sudah banyak berubah. Prusia misalnya yang sudah berhasil menyatukan berbagai wilayah di Eropa tengah dan mendirikan kekaisaran Jerman. Dalam waktu yang relatif singkat ia berhasil berubah menjadi negara yang sangat kuat baik dari segi militer maupun ekonomi. Perubahan itulah yang kelak akan merubah dunia selamanya, Inggris yang saat itu menyandang gelar sebagai negara adidayapun sudah mulai terusik oleh teman lamanya.

Bagaikan Amerika dengan Tiongkok sekarang ini, Inggris dan Jerman juga berubah menjadi rival satu sama lain. Sekalipun demikian, sebagai negara yang mencetuskan revolusi industri, Inggris sangat menyadari kapasitas industri yang besar sekalipun tidak akan ada artinya tanpa didukung oleh ketersediaan bahan baku. Pada akhirnya ketika Inggris berperang dengan Jerman, ia langsung menerapkan taktik andalannya yaitu blokade laut untuk menekan Jerman, dari segi industri dan kebutuhan pangannya.

Jerman bukanlah lawan yang bodoh, ia memahami bahwa Inggris akan mengambil langkah tersebut. Namun bagaimana mengalahkannya, apakah mungkin sebuah negara bisa memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa berdagang dengan dunia luar. Menghadapi masalah ini Jerman menjawab dengan 2 jawaban, sintetis dan Uboat. Jerman dan industrinya berusaha memproduksi kebutuhannya sendiri dengan berbagai kemajuan IPTEK yang mereka miliki.

Ilmuwan-ilmuwan Jerman mulai menghasilkan penemuan penting seperti bubuk sintetis dan berbagai kebutuhan militer lainnya. Mengenai Uboat, jauh lebih unik lagi khususnya bila dipandang dengan kacamata zaman itu. Kapal selam tentu tidak dapat mengalahkan armada tempur dari royal navy yang jumlahnya sedemikian besar. Tapi kapal selam lebih dari mampu untuk menghajar kapal-kapal dagang dari Inggris. Perang melawan Jerman membuat Inggris harus mencicipi racun yang ia sering gunakan untuk mengalahkan musuh-musuhnya.